Wednesday, June 25, 2014

Another story

selamat malam!
malam ini mau sedikit share aja.... a little bit spam. I'm sorry :P

Beberapa hari lalu gue udah balik ke bogor
ya, yang gue lakukan di rumah masih layaknya anak2 lain kok. eh engga. anak2 lain liburan, gue sih menggabut. So, there was nothing different with my house sama kostan. Sama. Ngegabut -...........-
But, what I'll tell is not about that gabut things. Ada cerita lain.

Jadi, saat gue di bogor, gue bersama emak bapak keluar buat makan siang dan a little bit jalan2 sing otw sore.
Kami menikmati siang di pinggir masjid di salah satu perumahan elit di bogor.
Apa sih yang biasa ada di fikiran kita kalo diingetin soal perumahan elit/komplek elit?
Yes, rumah mewah. fasilitas lengkap. jalanan menuju sana rapi bersih. banyak satpam2 di depan gardu komplek.
Poin2 itu ga salah kok. apa yang gue temuin ya emang gitu. But, have you ever thought kalo di perumahan itu akan ada "pemandangan" berbeda dari sekeliling? Pernah. Banyak. Biasanya pemandangan itu di sisi perumahan tersebut. Tapi ini beda bro. si "pemandangan" itu ada di dalam perumahan itu. seakan-akan dia di kelilingi oleh perumahan itu. Gue pribadi agak miris. Reason-nya susah buat ditulis, cuma bisa dirasa. pemandangan itu gak hanya dia seolah tak melakukan pergerakan, ada beberapa buah-buahan dijajakkan di pemandangan tersebut.
Another story. Sepanjang jalan di perumahan tersebut gue akui itu bersihhhhhhh banget. aselik. but, gue gak sengaja liat pemandangan lagi which is kali ini ada beberapa sosok pedagang yang memakai gerobak sorong sedang berjalan menjajakkan dagangannya. entah, yang kaya gini justru buat gue makin miris. gue gatau kalo gue berada di posisi orang perumahan akan berkata apa terkait hal itu. ada 2 opsi, mungkin gue bisa merasa miris juga atau justru terganggu. atau mungkin malah gue bakal cuek --"

Dari 2 ketidaksengajaan yang gue temui itu gue semakin kesini semakin berfikir dan semakin berusaha meningkatkan simpati dan empati gue. kepedulian gue.
Gini, mereka (pemandangan) gak pernah berdoa apa lagi berharap untuk menjadi seperti itu. untuk menjadi yang seolah terpinggirkan di tengah kemegahan itu. Gue gak berani berkata apa pun terkait "hal" itu. Balik lagi ke perspektif orang aja~~
Sekarang mah gini aja, mereka hadir untuk serius mengais rezeki untuk dirinya dan keluarga. mulai dari berjual buah, sayur, es, sopir, dll. (kerja yang positif ya, no negatiffff) itu kerja mereka. jangan sekali-kali salahkan mereka terkait itu. mereka berusaha mengais rezeki dengan cara halal. Ga salah kan kasih "applause" ke mereka?

Ada 1 gambar yang bikin gue selalu berubah fikiran...........


Jelas kan yah apa yang ditulis di gambar?
Iya, gue suka selalu berfikir dua kali buat beli sesuatu di minimarket supermarket setelah liat ini dan gue fikir lebih jauhnya :) Bisa aja siapa tau barang yang kita beli justru diperluin suatu waktu. atau, kalo bener2 sampe nanti ternyata emang gaperlu, ga percuma kan kita beli? bisa dijadiin ajang kita nimbun pahala :) berbagi rezeki ke mereka, bersedekah ke mereka lewat barang yang kita beli :)
memang belum sepenuhnya gue lakuin, but step by step. semua berproses.
Yuk, sama-sama kita coba untuk perhatiin mereka. Mereka mungkin terpinggirkan dari sebuah kemegahan, but mereka gak mungkin kan terpinggirkan dari sebuah perjalanan kehidupan?



"Sampai kapan pun mereka adalah bagian dari kita tanpa pernah sekalipun dapat hilang. Mereka adalah bagian dari kisah klasik sebuah perjuangan hidup."


Ttd,
 Anugrahani.



P.s. : jangan pernah lupa daratan ya :) harus ingat kalo 2,5% harta kita adalah bagian mereka dan kita gaboleh lupa itu :)